“Berjalanlah saja masih terus berjalan, meskipun kita tak tahu
seberapa jauh jalan ini nanti. Meskipun kita tidak kunjung tahu dimana ujung
jalan ini nanti dan kita tak juga terhenti, selalu berjalan.” (Sisir Tanah,
Lagu Pejalan)
Jalan cerita hidup memang rumit ya? Ada yang
berkelok-kelok, mulus seperti jalan tol, menanjak seperti mendaki gunung,
menurun, terjal, atau malah diam di tempat saja. Mungkin juga malah seperti
kerumitan antara aku dan kamu (?) yang suka menggantung dan tidak ada
kepastian. Hahahaha, tidaklah ya kawan itu bagian intermezzo saja. Kamu sendiri
berada dibagian mana? Tentunya pilihanmu hari ini bakal menentukan tantangan
apa yang akan kamu hadapi nantinya.
Pada perjalanan hidup yang panjang ini, sudahkah kamu
menemukan apa sebenarnya yang ingin kamu cari? Kau tahu, semesta semakin
merenta dan tak luput dari realita, jika kita juga bertambah tua berdasar
akumulasi usia. Cepat sekali ya, ternyata menjadi tua lebih cepat tanggap
daripada menuggu kamu yang entah dimana, hahaha.
Tidak hanya hewan atau tumbuhan yang mengalami
metamorfosa, ternyata kita juga. Iya, kita sebagai manusia. Metamorfosa sendiri
terdapat dua macam yaitu, metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Sama halnya
dengan manusia. Berbicara mengenai metamorfosa dan dewasa itu merupakan keterkaitan
yang tak terpisahkan, karena keduanya
tumbuh bersama seiring raga dan jiwa kita. Kedua jenis macam metaorfosa tadi,
jika kita mau memaknainya ya sama saja dengan manusia dan tentang sebuah kedewasaan.
Kupu-kupu ialah salah satu contoh mengenai metamorphosis
sempurna. Dimana tingkatan pertumbuhan dan perkembangannya dimulai dari telur,
ulat, kepompong, dan munculah kupu-kupu yang menawan setelah masa-masa
berpuasanya. Sedangkan kecoa adalah contoh metamorfosa tidak sempurna, dengan
tingkatan pertumbuhan juga
perkembangannya dimulai dari telur,
nimpha, kecoa muda, dan akhhirnya kecoa dewasa. Kupu-kupu dan kecoa
telah memberikan kita pengertian juga pemahanan tentang kedewasaan. Kupu-kupu
dengan metamorphosis sempurnanya mengajarkan kita tentang proses kedewasaan
yang tepat sesuai porsinya. Dimana kita tidak di tuntut dewasa sedini mungkin,
seperti halnya metamorphosis tidak sempurna.
Terkadang ada banyak alasan tersirat yang Sang Pencipta
berikan kepada kita. Entah itu dengan pemberian kedewasaan sesuai tahapan usia
yang seharusnya atau tantangan dengan tuntutan menjadi dewasa sedini mungkin
sebagai jurus bertahan dalam kekejaman dunia. Sebenarnya keduanya sama saja,
yang membedakannya adalah porsi menantangnya untuk kita berlatih dan berpikir
menjadi dewasa. Bagaimanapun keadaan dirimu saat ini dan metamorphosis mana
yang telah dipilihkan untukmu, pada akhirnya kita sama-sama akan berada pada
tahap menjadi dewasa.
Pada usia-usia transisi terkadang terdengar menyeramkan
ya? Dimana segala perubahan yang bertolak belakang terjadi begitu saja. Apalagi
tentang kegagalan yang tak pernah sedalam ini untuk kita rasakan. Bagaimana?
Dewasa ini mumet kan? Banyak tuntutan
yang terus mengejar, menusuk, mematahkan, dan menumbuhkan kita. Entah dari diri
kita sendiri, orang tua, atau malah tentangga kita. Tidak apa, tidak apa pada
dewasa ini kamu merasa mumet. Ini
adalah bagian dari proses untuk kita mulai banyak mengerti juga memahami banyak
hal, bagian dari proses untuk membentuk pemikiran kita untuk tidak menjadi mumet dan ruwet ketika menghadapi
masalah juga aral rintangan. Tetaplah bertahan, karena kamu adalah orang yang
hebat. Mumet mu ini hanyalah setitik
kecil dari cetakan pribadi baru mu yang akan terbentuk di masa mendatang.
Angrahita
Komentar
Posting Komentar